Makalah Ukhuwah Islamiyah



UKHUWAH ISLAMIYAH



Description: E:\logo iain.jpg








Makalah
 disusun sebagai tugas
Pada mata kuliah Islamic Building
Disusun oleh:
1.      Dwi Lestri
2.      Firdaningsih
3.      Miftakhuddin
4.      Wilda Juni Pratama





JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISALAM NEGERI PURWOKERTO
2016



A. Pengertian Ukhuwah Islamiah
1.  Secara Etimologi (kebahasaan)
Dari segi bahasa, kata ukhuwahberasal dari kata dasar akhun (ُخَا ).Kata akhun (ُخَا ) ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat juga berarti kawan. Bentul jamaknya ada dua, yaitu ikhwat ( ٌةَﻮѧْﺧِإ ) untuk yang berarti saudara kandung dan ( ٌناَﻮѧْﺧِإ ) untuk yang berarti kawan.Jadi, ukhuwah bisa diartikan “persaudaraan”.Sedangkan ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan. Makna asal kata ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang bersaudara. Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu bapak, atau keduanya maupun dari segi persusuan secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi dan perasaan. Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan anti teman akrab atau sahabat[1].
2.  Secara Terminologi
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Ukhuwah Islamiah adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan kelembutan, cinta dan sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama diikat dengan akidah Islamiah, iman dan takwa.Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua umat Islam, walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu di umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainnya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh[2].
B. Dasar Ukhuwh Islamiyah
Ukhuwah Islamiah merupakan salah satu ajaran Islam yang harus kita laksanakan,sebagaimana ajaran yang lain, Ukhuwah Islamiah juga mempunyai atau berdasarkan firman-firman Allah Swt dan juga sabda Rasulullah Muhammad saw.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat menjadi dasar ukhuwah islmiyah, mislny surat Al-Hujurat ayat 10





C. Tujuan Ukhuwah Islamiah
Agama Islam sebagai Dienullah yang hak bagi seluruh manusia. Nilai-nilai ajarannya meliputi dan menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia yang sangat kompleks. Kesempurnaan ajarannya Islam mampu memberikan respon positif terhadap seluruh persoalan dalam aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Pada hakikatnya, setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat berkeinginan untuk hidup dengan damai, aman, tenteram, penuh kebahagiaan dan sejahtera. Kondisi seperti ini, sebagaimana dicita-citakan Islam, melukiskan gambaran masyarakat ideal yang diibaratkan organ tubuh manusia. Banyak anjuran yang termuat dalam al-Quran menghendaki agar manusia bersatu dalam kebersamaan dan permusyawaratan yang berazaskan kebersamaan, keadilan dan kebenaran, saling tolong-menolong, saling menasihati dan sebagainya.
Salah satu di antara landasan pokok Islam, di samping azas persamaan dan keadilan ialah azas persaudaraan yang dalam istilah Islam biasa disebut ukhuwah. Ukhuwah/persaudaraan itu dapat didukung oleh bermacam-macam tali dan ikatan. Adakalanya karena pertalian darah dan keturunan (biologis,karena hubungan perkawinan, ikatan keluarga, budaya adat dan lain-lain). Berbeda dengan persaudaraan Islam, tali yang menghubungkannya yakni akidah, persamaan kepercayaan yang diperkuat pula oleh ruh dan semangat ketaatan yang sama kepada pencipta alam semesta ini. Adapun salah satu tampilan yang menjadi ciri khas muslim sejati yakni cintanya kepada sesama saudara seiman. Sebuah cinta yang tidak ternoda oleh kecenderungan-kecenderungan duniawi atau hasrat-hasrat yang tersembunyi. Ini merupakan cinta persaudaraan sejati yang kemurniannya diturunkan dari cahaya petunjuk Islam. Pengaruhnya terhadap perilaku manusia sangat unik dalam sejarah hubungan manusia. Ikatan yang menghubungkan seorang muslim dengan saudaranya, tanpa memandang ras, warna kulit atau bahasa merupakan ikatan iman kepada Allah. Persaudaraan karena iman merupakan ikatan yang kuat antara hati dan pikiran. Tidak mengherankan perasaan persaudaraan/ukhuwah ini akan melahirkan perasaan-perasaan mulia dalam jiwa seorang muslim dan membentuk sikap positif serta menjauhkan sikap-sikap negatif.
D.  Macam-macam Ukhuwah Islamiah
Dilihat dari segi bentuknya, bahasa tentang ukhuwah Islamiah dalam al-Quran muncul dalam dua bentuk, yaitu jamak dan tunggal. Bentuk tunggal dengan memakai kata akh (saudara laki-laki) dan kata ukht (saudara perempuan). Adapun bentuk jamaknya memakai kata ikhwan,akhwat dan ikhwat. Ukhuwah pada mulanya berarti persamaan dan keserasian dalam banyak hal. Karenanya persamaan dalam keturunan mengakibatkan persaudaraan dan persamaandalam sifat-sifat mengakibatkan persaudaraan.
Adapun empat macam ukhuwah tersebut adalah :
1.  Ukhuwah Ubudiyah
Ukhuwah  Ubudiyah  atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah yaitu bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki persamaan.
2.  Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah atau saudara sekemanusiaan adalah dalam arti seluruh manusia adalah bersaudara. Karena mereka semua bersumber dari ayah ibu yang satu yaitu Adam dan Hawa.Hal ini berarti bahwa manusia itu diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. (Q.S. Al Hujurat : 13)





Demikian al-Quran memandang semua manusia mengisyaratkan adanya Ukhuwah Insaniyah  sebab dalam persaudaraan ini juga tidak memandang perbedaan agama, bahkan persaudaraan ini merupakan persaudaraan dalam arti yang umum sehingga tidak dibenarkan adanya saling menyakiti, mencela atau perbuatan buruk lainnya.
3.  Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab
Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab yaitu persaudaraan dalam kebangsaan dan keturunan. Ayat-ayat macam ini banyak dan hampir mendominasi semua ukhuwah. Sebagaimana dikemukakan oleh Quraish Shihab tentang macam-macam makna akh (saudara) dalam al-Quran yaitu dapat berarti :
a. Saudara kandung atau saudara seketurunan, seperti ayat yang berbicara tentang warisan atau keharaman menikahi orang-orang tertentu.
b. Saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga
c. Saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama.
d. Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham.
e. Saudara seagama.
Sebenarnya jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan saudara sebangsa ini merupakan  pengkhususan dari persaudaraan kemanusiaan. Lingkup persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah tertentu. Baik itu berupa keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa atau negara.
4.  Ukhuwah fi Din al Islam
Ukhuwah fi Din al Islam  adalah persaudaraan antar sesama muslim. Lebih tegasnya bahwa antar sesama muslim menurut ajaran Islam adalah saudara. Sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hujurat ayat 10 :





“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramudan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.
Ukhuwah fi Din al Islam mempunyai kedudukan yang luhur dan derajat yang tinggi dan tidak dapat diungguli dan disamai oleh ikatan apapun.Ukhuwah ini lebih kokoh dibandingkan dengan ukhuwah yang berdasar keturunan, karena ukhuwah yang berdasarkan keturunan akan
terputus dengan perbedaan agama, sedangkan ukhuwah berdasarkan akidah tidak akan putus engan bedanya nasab. Konsep ukhuwah fi Din al Islam merupakan suatu realitas dan bukti nyata adanya persaudaraan yang hakiki, karena semakin banyak persamaan maka semakin kokoh pula
persaudaraan, persamaan rasa dan cita. Hal ini merupakan faktor dominan yang mengawali persaudaraan yang hakiki yaitu persaudaraan antar sesama muslim. Dan iman sebagai ikatannya.
E. Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah
            Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningktkan ukhuwah islamiyah, yaitu:
1.      Ta’aruf (saling mengenl)
Dengan adanya interaksi satu sama lain akan dapat lebih mengenal individu. Perkenalan meliputi fisik (jasadiyah), pengenalan pemikiran (fikriyyah), mengenal kejiwaan (Nafsiyyah) yang ditekankan pada upya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dank ekhasan sendiri yang mempengaruhi kejiwannya. Proses ini ukhuwah islamiyah ini akan terganggu apabila tidk mengenal karakter kejiwaan ini.
2.      Tafahum (saling memhami)
Dlam hal ini yang diperlukan untuk memahami kelebihan dn kekurangan masing-masing. Sehingg kesalahpahaman dapat dihindari.
3.      At-Taawun (saling tolong menolong)
Dlam hal ini dimana yang kuat menolong yang lemah dan yang punya kelebihan menolong yang kekurangan. Sehingg dengan konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan sesui fungsi dan kemampuan masing-masing.
4.      Tafakul (saling menanggung/sepenanggungan)
Dengan adanya tafakul ini akan menumbuhkan rasa amn, tida ada rasa takut, khawatir,dan kecemasan untuk menghadapi kehidupan, karena merasa bahwa sesame muslim tentu tidk tinggal diam ketika saudra muslim lainnya dlam kesusahan.
Dengan adanya ukhuwah islamiyah kita akan merasakan bahwa kehidupan bermasyarakat yang harmonis, karena perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan dan permasalahan. Selain itu tingkat kesenjangan social dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya, hal ini dikarenkan ukhuwah islamiyah yang menyatukan segala perbedan yang ada.

Kesimpulan
Ukhuwah harus benar-benar murni karena Allah SWT disertai iman dan taqwa, hal ini bisa dilakukan dengan memilih sahabat seiman dn memilih teman yang memiliki kulitas taqwa serta kesalihan disamping itu juga memiliki akhlak yang baik. Ukhuwah harus konsisten dengan ajaran islam yang selalu merujuk pda Al-Qurndn sunnah serta jauh dari khurafat dan bid’ah, ukhuwah dibangun diatas dasar saling membntu dan menyokong satu sama lain baik dalam suka maupun duka




Daftar Pustaka
Shihab,Quraish 1998. Wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1998.
Ulwan Abdullah Nashih 1990, Pendidikan Anak Menurut Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990




[1] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 486.
[2] Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 5.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak